Lintasan, Usia, Dan Sebuah Tekad : Kisah Herry Rumondor Menaklukkan Batas Usia

oleh -3488 Dilihat

“Kapten di Jalanan, Penyair di Lintasan”

MediaRepublik. Id- “Lari adalah metafora terbaik untuk hidup. Karena kamu mendapatkan hasil sesuai usaha yang kamu berikan,” ujar Kathrine Switzer, pelari wanita pertama yang secara resmi menjejak garis start Boston Marathon di usia 70 tahun. Kalimat itu, bagai mantra yang terus menggema di lorong-lorong waktu. Dan dalam gema itulah, kita menemukan sosok Herry Rumondor.

Tak muda lagi usia ketika ia memulai petualangan di lintasan. Tahun 2018, di usia 48 tahun, banyak orang mulai melambat namun Om Herry justru mengikat tali sepatu dan memulai langkah pertamanya. Bukan langkah biasa, melainkan langkah yang akan mengukir jejak panjang di jalan-jalan sunyi dan bising, dari Tomohon ke pulau Dewata, dari keringat ke kebanggaan.

Setahun setelahnya, ia menantang dirinya dalam lomba bertaraf internasional di Bali. 21 kilometer, jarak yang tak ramah bagi tubuh yang baru bersahabat dengan lari. Namun ia menyambutnya, bukan dengan ambisi menang, tapi dengan semangat menjaga denyut hidup.

“Saya finish dengan kategori sukses. Karena, bagi saya bukan mencari kemenangan tapi kebugaran dan kesehatan,” katanya, seraya tersenyum lebar seperti seseorang yang baru saja menaklukkan dirinya sendiri.

Perjalanan belum berakhir. Makassar menyambutnya dengan tantangan 21 km. Manado memanggilnya sejauh 10 km. Dan Bali lagi, lewat Maybank Marathon 2024, memberikan tantangan penuh 42 km. Sebuah full marathon, perjalanan sunyi yang diisi dengan napas panjang, keringat, dan tekad yang mengeras seiring setiap kilometer.

Tahun 2025 ini, ia kembali menyiapkan diri untuk Jakarta International Marathon. Bukan untuk sekadar mencatat waktu tercepat, tapi untuk kembali menyalakan api semangat dalam dirinya, dan orang-orang yang mungkin merasa usia adalah alasan untuk berhenti berlari.

Sejak 2023, Om Herry memimpin Mareno Running Club Tomohon, komunitas yang ia gagas bersama empat sahabatnya sejak 2018. Di sana, ia tak hanya menjadi kapten, tapi juga inspirasi hidup yang tak mengenal kata “terlambat”. Ia adalah puisi yang ditulis dengan langkah. Dan Om Herry, adalah salah satu penyairnya.

https://mediarepublik.id/wp-content/uploads/2025/03/IMG-20250305-WA0002-1.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.